20 April 2020
FILOSOFI PADASAN MENJADI PERISAI WARGA DESA NGUNTORONADI MENGHADAPI COVID-19
Nenek moyang kita dahulu memiliki kearifan lokal yang sudah ada sejak lama mengajarkan kepada kita, jauh sebelum ada wabah Covid-19. Kearifan lokal itu berasal dari budaya Jawa, yaitu menyediakan PADASAN berisi air di depan rumah. Biasanya diletakkan di luar pagar sebelum masuk ke pekarangan rumah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), padasan artinya tempayan yang diberi lubang pancuran untuk keluarnya air, biasanya juga digunakan untuk berwudhu. Di masa lalu, padasan difungsikan untuk membersihkan diri, seperti mencuci tangan, kaki, dan membasuh muka. Setiap kita pulang dari makam, takziah dan dari kegiatan di luar rumah. Mbah atau nenek kakek kita dahulu menyarankan untuk membersihkan diri di padasan, agar tidak terkena sawan. Ternyata hal tersebut memiliki korelasi yang apik dengan pandemi yang terjadi sekarang. Mau tak mau kita harus mengakui kebenaran dan kembali melaksanakan kearifan lokal ini sebagai perisai kita. Karena mencuci tangan dengan padasan sebelum masuk rumah memang menjadi salah satu cara yang ampuh untuk membersihkan virus-virus yang menempel saat kita beraktivitas di luar. Berbagai virus dapat mati atau hilang dengan budaya mencuci tangan. Hemmmmmm, memang top ya mbah-mbah kita dulu..
Senin, 20/04/2020, SATGAS COVID-19 Desa Nguntoronadi yang terdiri dari BPD, Kepala Desa, Perangkat Desa, Pendamping Desa, PKK, RW, RT, dan tokoh pemuda melaksanakan kegiatan pembagian padasan untuk seluruh warga Nguntoronadi. Kurang lebih 1000 padasan beserta 2000 masker dan sabun didistribusikan ke warga secara serentak. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan penularan COVID -19 ke Desa Nguntoronadi, sekaligus untuk membiasakan masyarakat agar senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan badan melalui kegiatan cuci tangan. Semoga dengan kembali menghidupkan budaya cuci tangan di padasan sebelum masuk rumah ini dapat menjaga seluruh warga Nguntoronadi dari ganasnya virus COVID-19.